Sahabat Remaja

Selain untuk mengenalkan informasi melalui blog pribadi saya ini (Scienseva), saya juga menampung karya teman-teman yang berminat untuk ikut serta “meramaikan” blog saya ini (Scienseva). Semoga pembaca menikmati artikel-artikel yang telah diposting dalam blog ini.

SAHABAT REMAJA
Teman. Saat-saat seperti sekarang saat kita masih remaja, teman adalah tempat terbaik untuk kita bercerita di dunia. Kebanyakan dari kita hanya menganggap teman itu biasa, tapi saat kita benar-benar merasa sendiri, kita membutuhkan teman di samping kita. Kita tidak akan pernah tahu siapa teman kita sampai kesusahan dan masalah datang menghampiri. Seorang teman yang baik selalu berada di samping temannya walau temannya itu tengah susah. Ketulusan dan kepercayaan yang ada di hati akan membuat persahabatan menjadi sangat indah. Jika masih ada kebencian di dalam hati, itu bukanlah sesuatu yang baik. Kebencian membuat persahabatan itu runtuh dan goyah. Semua orang pasti pernah khilaf. Seorang sahabat yang baik pasti memahami hal ini. Dia pasti menyadari perubahan yang terjadi pada sahabatnya. Sahabat yang baik, akan tahu apa yang harus dilakukannya untuk menyadarkan sahabatnya, bukan malah menjauhinya bahkan membencinya. Sahabat juga manusia yang mungkin mempunyai khilaf sama seperti yang lain, namun ketulusan akan mengalahkan kebencian dan akan membuat segalanya kembali indah.
Remaja, penuh dengan emosi yang menggebu-gebu, itu benar!. Bahkan terkadang seorang remaja tidak menyadari bahwa yang dilakukannya itu membuat orang lain bersedih dan sakit hati. Tidak terkecuali seorang sahabat, terkadang seorang sahabat tak menyadari bahwa sikapnya membuat sahabatnya susah. Keadaan akan memburuk jika sakit hati itu memenuhi ruang di hati yang mengaburkan semua kenangan indah yang telah dilalui bersama. Namun, jika yang ada sejak dulu adalah ketulusan maka kebencian itu akan sirna dan memudar menjadi sebuah sikap bijak dalam menanggapi perubahan sikap yang dilakukan oleh sahabat. Mungkin hal pertama yang dilakukan adalah menghilangkan kebencian yang akan muncul, dan berusaha menjadi sahabat yang pengertian. Yang kedua, mencoba mencari sebab yang membuat perubahan sifat yang terjadi pada sahabat. Mungkin saja dia sedang merasa steres dan mempunyai banyak masalah yang membebani fikirannya hingga emosinya tidak terkontrol. Yang ketiga yaitu mengajaknya berbicara secara terbuka. Membiarkan dia marah dan bersedih sendirian tidak akan membuat persahabatan menjadi indah dan permasalahan akan selesai. Seorang sahabat yang baik harus bisa peka terhadap sikap sahabatnya, dan mencoba mengintrospeksi diri sendiri dan merenungi semua yang telah terjadi. Pertengkaran yang hanya terjadi sesekali akan merusak kenangan yang terjadi ribuan kali jika tersimpan dendam dan sakit hati yang dibiarkan berkembang dalam diri kita.
Ada sebuah kisah tentang dua sahabat yang runtuh karena danya kebencian dalam hati mereka. Anggap saja mereka bernama Ayu dan Dwi. Suatu hari Ayu mempunyai sebuah masalah yang membuatnya tak dapat mengontrol emosinya, Ayu tak sadar bahwa sikapnya itu membuat Dwi benci kepadanya. Kejadian itu hanya terjadi 3x namun kejadian itu membuat Dwi berubah. Dwi tak seramah dulu, dia menjadi sinis kepada Ayu, Ayu menyadari kesalahannya dan berusaha meminta maaf kepada Dwi. Ayu menganggap masalah ini selesai dan berharap sikap Dwi menjadi seperti dulu terhadapnya. Dan Ayu juga berencana akan menceritakan permasalahan yang tengah dia alami dan menjelaskan kekhilafan yang telah dia lakukan. Namun Dwi malah lebih sinis kepadanya bahkan terkesan tak mau bersama dengannya lagi. Suatu hari Ayu memberanikan diri bertanya kepada Dwi kenapa Dwi berubah, namun Dwi menjawab dengan nada yang membuat Ayu bersedih. Ayu segera meninggalkan Dwi dan menangis. Setelah lama menangis, Ayu terdiam dan bertekat akan menjauhi Dwi agar Ayu tidak membuat Dwi sakit hati lagi. Sejak saat itu dengan sekuat tenaga Ayu menjauhi Dwi, namun Ayu tidak bisa. Ayu masih peduli dengan Dwi, Ayu berharap Dwi mwnjadi Dwi yang dulu, Dwi yang baik, ramah sama semua orang termasuk orang yang ia benci, suka menolong, menyenangkan, peka terhadap perasaan orang lain dan yang paling penting menjadi sahabatnya lagi. Namun Dwi yang sekarang sangatlah berbeda, Dwi yang sekarang adalah Dwi yang sinis, Dwi yang tak peduli dengan perasaan orang yang telah disakitinya, Dwi yang pembenci dan Dwi yang bukan sahabatnya lagi.
Dari cerita diatas dapat disimpulakan bahwa dalam persahabatan perlu adanya komunikasi yang dekat. Sikap remaja yang emosional terkadang membuat remaja hanya mempunyai teman semu, yaitu teman yang ada dan memujinya saat dia tengah berbahagia namun menghilang saat dia bersedih.
Naah.. buat para sahabat remaja yang baik, jagalah teman baikmu dan sayangilah mereka setulus hati selayaknya Ayu yang menyayangi Dwi, namun jaga emosimu agar sahabatmu tak pergi meninggalkanmu seperti Dwi yang meninggalkan Ayu. Sekian artikel ini, semoga bisa menjadi inspirasi buat sahabat remaja semuanya. TETAP SEMANGAT DAN HIASI HARI-HARIMU DENGAN SENYUMAN!