Pages

The Tarix Jabrix : Genk Motor Sesuai Pancasila yang Baik Hati, Tidak Sombong, Disiplin, Sopan, Taat Kepada Orang Tua

Selasa, 19 Agustus 2008



Tadi malem, sehabis dari kantor tiba-tiba penyakit nonton itu kambuh lagi. Karena belum nemuin film barat yang bagus, akhirnya pilihan masuk ke film lokal yaitu The Tarix Jabrix. Pengin tahu saja apakah pemain band yang juga masih terhitung baru di dunia musik Indonesia bisa main film dengan baik. Band tersebut adalah The Changcuters, mungkin artinya itu band kancut. Semua personil dari band tersebut yang saya malah belum pernah denger lagunya kayak gimana bermain di film ini. Dan meskipun mereka adalah pemain band, ternyata merupakan artis serba bisa karena bisa berakting dengan cukup baik dan gokil tentunya.
Pesan yang ingin disampaikan oleh The Changcuters juga cukup baik yaitu ingin memperbaiki citra genk motor yang selama ini dikenal sebagai pembuat onar, sering berantem, dekat narkoba, melanggar lalu lintas dan sebagainya yang selalu negatif. The Changcuters adalah band dari Bandung, dan genk motor yang paling rame kasusnya juga ada di Bandung. Dimana beberapa waktu yang lalu sempat bikin heboh. Mungkin karena kasus-kasus tersebut, The Changcuters ingin membuat film yang disutradai oleh Hanung Bramantyo, sutradara film Ayat Ayat Cinta dan Get Married.
Dalam film tersebut, genk Tarix Jabrix yang diperankan oleh personil The Changcuters terlihat begitu menghormati orang tua. Lihatlah screenshot di atas yang begitu sabarnya menunggu orang tua lansia menyeberang jalan. Adegan tersebut kocak abis, namun perlu ditiru oleh pengendara motor yang kebanyakan sering melanggar aturan lalu lintas, sering menyerobot sana sini.
Berbeda dengan genk lain yang motornya sangar dan orangnya tajir-tajir, Geng Tarix Jabrix malah terlihat agak cupu, katrok. Namun mereka tetap pede, bahkan tergolong geng motor yang sopan dan taat peraturan. Tarix Jabrix sangat tidak setuju dengan kelakuan negatif geng-geng motor yang brutal, kriminal, mirip gerombolan begundal.
Berikut ini sinopsinya :
Kisah film bermula dari keinginan CACA SUTARYA A.K.A CACING (TRIA CHANGCUT, Vokalis THE CHANGCUTERS), yang ingin menjadi anggota THE ROAD DEVIL, Geng Motor paling brutal dan ditakuti di Kota Bandung. Tapi ia selalu gagal ketika menjalani tes atau ujiannya. Sebenarnya bukan gagal, lebih tepatnya ia tidak sampai hati untuk melakukan test tersebut karena tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Oleh karena itu ia mengajak teman-teman dekatnya di sekolah yaitu Dadang Modip (ERICK CHANGCUT, Drummer THE CHANGCUTERS) jago modifikasi motor, COKI & CIKO (QIBIL CHANGCUT & ALDA CHANGCUT, Guitar Player THE CHANGCUTERS) si kembar tidak identik yang merasa sangat mirip satu sama lain, serta MULDER (DIPA CHANGCUT, Bassist THE CHANGCUTERS) tokoh pemberontak pembela teman. Mereka berlima sepakat membentuk sebuah geng motor dan menamakan diri The TariX JabriX.
The TariX JabriX sering nongkrong di BENGKEL SUGEMA punya, Pak Rohim, Ayahnya Dadang. Ada seorang cewek yang sedang magang/PKL di bengkel itu, namanya Mayang (Francine Roosenda). Teman-teman Dadang pada naksir begitu melihat Mayang. Sedangkan Cacing saat itu juga sedang mendekati CALLISTA cewek cantik, seksi, tajir, yang merupakan primadona sekolah.
Tapi sayang Callista bukan level Cacing. Boro-boro suka, ngelirik juga enggak. Callista sering dijemput cowoknya, Valdin (Andrew), temen kakaknya, Max (Ario Bayu) pentolan The Smokers, Geng Motor Gede. Tapi diam-diam Callista mulai menaruh hati pada Cacing yang dianggap lucu, menyenangkan dan enak diajak ngobrol.
Tanpa sadar kedekatan Callista dengan Cacing, telah membuat hubungan Callista dengan Valdin semakin renggang. Setelah tahu kalo Callista ternyata sedang dekat dengan Cacing, tentu saja Valdin tidak terima. Akhirnya The TariX JabriX berseteru dengan THE SMOKERS. Mereka terlibat adu mulut dan hampir terjadi perkelahian. Namun mobil patroli polisi membubarkan perkelahian mereka, ketika itu Dadang Modip melihat ada anggota The Smokers yang mencurigakan, orang itu sedang menyembunyikan “Barang Haram alias Narkoba”.
Cacing lantas memberitahu Callista bahwa ada anak buah kakaknya yang membawa narkoba, Callista kaget dan menanyakan kebenaran berita kepada Dadang, di sinilah masalah muncul, Dadang sejak kecil punya penyakit “Short-term Memory Lost” alias hilang ingatan jangka pendek. Penyakit ini selalu membuat Dadang lupa sama apa yang terjadi seharian, dan ketika ia bangun dari tidur ia akan lupa segalanya. Oleh karena itu Cacing dkk. berinisiatif untuk membongkar kasus ini, setelah mendapat informasi dari Callista bahwa The Smokers adalah geng motor yang bersih.
Niat baik The TariX JabriX untuk membongkar kasus ini lagi-lagi mendapat halangan dari Valdin dan Max. The Smokers merasa bahwa Cacing hanya cari gara-gara saja sama Valdin. Kedua geng ini kembali berseteru, mereka siap tawuran meski dari segi jumlah The Smokers unggul. Di saat-saat kritis inilah, Mulder mengetahui siapa oknum yang mencemarkan nama baik The Smokers.
Tapi urusan belum selesai, Callista saat itu juga bilang kalo dia sudah bosan dengan sikap Valdin yang sombong dan egois, serta sikap kakaknya yang over-protective. Callista minta putus dari Valdin, Max setuju tapi sebelumnya, Max mensyaratkan Cacing harus mengalahkan Valdin dalam balapan motor. Cuma masalahnya ia mau pake motor siapa? Semua motor teman-temannya juga motor butut, sama seperti miliknya. Trus, bagaimana kelanjutannya? Silahkan lihat di bioskop sajah..
Menonton film ini, kita juga menjadi teringat dengan film Ayat-Ayat Cinta. Loh.. apa hubungannya? Dari segi cerita memang tidak ada hubungannya. Tapi yang menjadi penghubung adalah sutradaranya yaitu Hanung Bramantyo. Di film ini, Hanung menampilkan Carissa Putri yang berperan sebagai Callista. DI ayat-ayat Cinta berperan sebagai Maria Girgis. Ayahnya Noura yang galak di film Ayat-Ayat Cinta juga ditampilkan di sini. Sellen Fernandez berperan sebagai Pak Rohim, ayahnya Dadang. Perannya masih sama yaitu orang tua yang terlihat galak.
Ohya, mengapa judul artikel ini adalah Film Tentang Curanmor yang Tidak Brutal? CUranmor itu Lucu, Ancur-ancuran namun Bodor. Berbeda dengan Radit dan Jani yang penuh dengan kata-kata kasar dan brutal, film ini malah tidak ada brutalnya, walaupun sempat ada perkelahian. Overall,film The Tarix Jabrix ini lumayan buat hiburan penawar lelah sehabis pulang kerja. Kesan Bandung juga sangat terasa di sini. Menurut saya, kualitas gambar dan suara masih belum bagus seperti film Indonesia yang lain.
Yang menarik, Band The Changcuters katanya meraih Award dari Menpora sebagai “Band Pelopor Kreativitas Anak Muda 2008.” Semoga film Indonesia semakin kreatif saja, tidak hanya menampilkan film yang mirip sinetron, mirip komedi tengah malam atau film berhantu-hantu yang gak seru.
Topics: Film

0 komentar:

 
TheRealLivingDeal News 2 © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum