Pages

Mars dan Usaha Mencari Dunia Baru

Sabtu, 23 Agustus 2008


Tak sedikit orang yang mempertanyakan segala sesuatu tentang Mars. Keingintahuan itu berawal sejak ditemukannya teknologi teleskop pada abad ke19. Observasi kanal-kanal di Mars merupakan usaha awal para ilmuwan untuk menguak misteri Mars. Observasi tersebut awalnya dilakukan oleh Giovanni Schiaparelli pada tahun 1877 dan dilanjutkan oleh Percival Cowell pada tahun 1980-an. Dari hasil pengamatan, diketahui kanal-kanal yang terdapat di Mars terbentuk secara alami akibat adanya aliran air.
Penemuan air ini memunculkan dugaan kuat, adanya satu kehidupan di Mars. Untuk menjawab kepenasaranan itu, negara maju seperti Amerika Serikat mengirim berbagai wahana antariksa seperti Mariner 3, Spirit, dan Opportunity untuk mengamati planet merah itu. Wahana-wahana ini merekam gambar permukaan Mars, dan mengirim gambarnya ke bumi. Melalui rekaman gambar inilah, para ilmuwan antariksa mempelajari kondisi geografis Mars.
Ternyata Mirip Bumi
Ada beberapa wahana antariksa yang bertugas mengamati Mars. Masing-masing wahana dilengkapi peralatan khusus untuk penelitian. Wahana penjelajah Spirit misalnya, dilengkapi peralatan khusus untuk mendeteksi adanya air. Untuk itu, Spirit diarahkan ke Kawah Gusev, suatu lembah besar yang diperkirakan pernah menjadi danau. Sementara itu, wahana Opportunity ditugaskan ke Meridiani Planum. Suatu daerah di Mars yang diduga banyak mengandung mineral hematit abu-abu. Mineral ini biasanya dibentuk oleh air yang mengalir.
Peralatan Spirit dan Opportuniy juga mencatat temperatur dan arah angin setiap lapisan atmosfer hingga ketinggian 10 kilometer. Rekaman zaman yang tercermin di struktur batuan dan mineral Mars menunjukkan, ada perubahan iklim dan cuaca di masa lampau yang lebih hangat dan basah. Selain itu, dua wahana ini juga menandai setiap kondisi kimiawi dan mineralogi debu Mars yang berkemungkinan membahayakan manusia. Jadi, bila suatu saat para astronot mendarat di Mars, mereka bisa menghindari tempat-tempat yang membahayakan tersebut.
Dari hasil pengamatan juga diketahui sumbu orbit Mars miring hingga 25 derajat (hampir sama dengan bumi 23,5 derajat). Ini mengakibatkan terjadinya perubahan musim sebagaimana Bumi. Adanya lautan membeku yang diduga mengandung oksigen, hidrogen dan karbon, serta aktivitas gunung berapi, semakin menguatkan dugaan, Mars sangat mirip bumi.
Mencari Bumi Baru
Mungkin ada satu pertanyaan besar di kepala, mengapa sih kita menyelidiki Mars? Bukankah biayanya sedemikian mahal. Well, NASA, lembaga antariksanya Amerika Serikat memiliki empat jawaban untuk itu.
Pertama, Menurut NASA, Lembaga Antariksa milik Amerika Serikat, ada empat tujuan utama dalam mengeksplorasi Mars. Pertama, mencari kawasan di mana kehidupan mungkin pernah ada di Mars. Kedua, memahami karakter iklimnya. Ketiga, memahami kondisi geologinya. Dan keempat, menyiapkan Mars sebagai tempat yang aman untuk pendaratan manusia.
Bila kemudian diketahui Mars memiliki sumber-sumber pendukung kehidupan, seperti oksigen dalam jumlah cukup, air, karbon, tanah yang bisa ditanami, dan lainnya, bukan tak mungkin suatu saat manusia bisa tinggal di sana. Bumi ini semakin sempit menampung miliaran manusia. Bila suatu saat bumi tak muat lagi, bukan tak mungkin sebagian manusia harus bermigrasi ke planet lain untuk memulai hidup baru. Dan untuk saat ini, ilmuwan antariksa memilih planet Mars sebagai kawasan baru. Kedengarannya seperti mimpi ya. Tapi, kalo itu memang terwujud, kira-kira kamu mau nggak pindah ke sana? (Pmails/Maghriza Novita Syahti)

0 komentar:

 
TheRealLivingDeal News 2 © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum